Era Baru Hybrid Working di Tengah Pandemi Covid-19
Wabah Covid-19 mengganti tatanan kehidupan ekonomi sosial negara dan perusahaan. Beberapa industri dalam negeri bahkan juga banyak yang tidak dapat bertahan dengan prosedur penjagaan virus corona yang menyebabkan sejumlah besar dari mereka mau tak mau gulung tikar.
agen bola berjalan tips dan cara bermain mix parlay judi bola online
Jika awalnya usaha dan aktor usaha dapat bekerja dengan bebas, sekarang seluruh gerakan harus patuhi prosedur pemerintahan dalam menahan Covid-19.
Dimulai dari ketentuan lockdown sepanjang beberapa minggu, physical distancing, kerja di rumah (work from home/WFH), sampai babak new normal yang telah membolehkan rutinitas di luar rumah.
Keadaan yang penuh ketidakjelasan ini tentu saja benar-benar memengaruhi ambil keputusan seksi Human Sumber (HR) dalam menggerakkan aktivitas operasi satu perusahaan.
Apa lagi, DKI Jakarta sempat divonis harus kembali lagi jalani lockdown sebab angka masalah positif lagi naik. Tentu saja, team HR dan perusahaan harus cepat dan cekatan dalam membuat taktik di babak new normal.
Maksudnya ialah supaya bisa menuntun pegawai supaya masih produktif dan dapat menyesuaikan lebih bagus di tengah-tengah wabah.
Ide bekerja remote benar-benar bisa dibuktikan pas dan efisien untuk menangani ketidakjelasan, tetapi tidak seluruhnya pegawai atau seksi spesifik dapat terus-terusan kerja di rumah.
Dari keadaan berikut tampil arti baru yakni hybrid working.
Secara harfiah, hybrid bermakna gabungan dari 2 atau bisa lebih ide yang pada akhirnya hasilkan turunan dengan dwifungsi.
Gordon Enns, CEO dari GreatDay HR, menjelaskan waktu kekuatan landasan untuk kerja di rumah telah oke, jalur kerja dan komunikasi harus juga jadi perhatian, dan manajemen perusahaan harus juga lebih pro aktif dalam memaksimalkan faktor itu.
"Mode kerja hybrid buka peluang untuk tingkatkan keproduktifan pegawai dengan ide yang fleksibel, mode kerja ini tampil selaku jawaban ketidakjelasan kapan pegawai dapat kembali lagi bekerja seutuhnya di kantor," tutur Enns lewat penjelasannya, Sabtu (28/11/2020).
Dengan mengaplikasikan mode kerja hybrid, dia meneruskan, perusahaan dapat tingkatkan ketergantungan dan kepuasan pegawai, dan benar-benar dapat jadi wujud investasi perusahaan yang cukup maksimal.
Point terbesar dalam implementasi mode hybrid working ialah ada kesetimbangan di antara kerja di rumah, dan bekerja dari kantor dengan kontribusi tehnologi. Tentu saja, implementasi mode kerja ini harus menyertakan faksi SDM atau Human Resource Department (HRD) yang perhatian dan cepat responsif, khususnya dalam menyarankan tehnologi apa yang pas untuk usaha perusahaan.
Isnantyo Widodo, sebagai ketua Komune Pegiat HR Indonesia menjelaskan seorang HR harus pahami taktik usaha ke taktik SDM-nya, dan harus jadi Reactor (enabler), Mitra (connector), dan Anticipator (Designer) untuk memberikan fasilitas seluruh rintangan usaha.
"Seluruh aktor usaha dan pegawai harus siap untuk menyatukan tehnologi dan kapabilitas yang terkuasai. Hingga, bekerja dapat kapan pun, dimanapun, dan dengan siapa," katanya.
Kepenguasaan tehnologi jadi sisi paling penting dalam usaha penyesuaian mode kerja hybrid. Bila mode kerja remote benar-benar seutuhnya memercayakan tehnologi, dalam mode kerja hybrid malah dapat mengombinasikan kapabilitas tenaga manusia dengan tehnologi.
Satu bentuk tehnologi yang dapat memberikan dukungan efektifitas mode kerja hybrid ialah Human Resource Information Sistem (HRIS).
Salah satunya mekanisme HRIS terintegrasi di Indonesia ialah GreatDay HR, basis yang diklaim memberi keringanan akses lewat program mobile, tehnologi berbasiskan cloud, dan terpadu dari mekanisme rekam kedatangan ke mekanisme pengupahan automatis.